🎈 Di Dalam Cerita Abu Nawas Tokoh Utama Memiliki Sifat
Abu Nawas adalah seorang berdarah Arab dan Persia yang menjadi penyair terkenal pada abad ke-8. Ia digambarkan sebagai sastrawan Arab terbesar yang bijaksana dan memiliki sifat jenaka. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakat sastranya serta kecintaannya yang kuat pada anggur.
TokohAbu Nawas di Indonesia sering kali disalahpahami dengan tokoh sufi satirikal yang bernama Nasruddin.Kedua tokoh tersebut nyatanya adalah orang yang berbeda dan hidup di masa yang berbeda. Abu Nawas hidup di kota Bagdad pada abad ke-8 Masehi di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Amin. Pada masanya, Abu Nawas lebih terkenal
AbuNawas, Penyair Tersohor Arab yang Kontroversial. 07/05/2021, 23:33 WIB. Bagikan: Komentar. Lihat Foto. Foto sampul yang dipindai dari buku yang pertama kali diterbitkan di Mesir pada tahun 1968, berjudul: I'tirafat Abu Nawas (Confessions of Abu Nuwas), yang ditulis oleh Kamel Al-Shennawi (1908-1965).
sebagaitokoh- tokohnya. Di dalam fabel, para hewan atau binatang digambarkan sebagaimana layaknya manusia yang dapat berpikir, bereaksi, dan berbicara. Contohnya pada cerita "Kancil dan Kera", dan "Kancil dan Buaya". 7 d. Legenda Legenda adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian dengan sejarah yang sesuai
Adaprotagonis hingga tritagonis. Tokoh adalah orang yang berperan yang menjadi pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh cerita yang dalam suatu karya yang dimaksud dapat ditampilkan dalam bentuk drama/teater, cerpen, maupun novel. Karakter atau sifat dari seorang tokoh disebut penokohan. Tujuan diciptakannya suatu penokohan adalah untuk menghidupkan
AbuNawas merupakan salah satu penyair yang memiliki karya-karya monumental sehingga menarik untuk dikaji lebih dalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka (library Reaserch) dengan pisau analisis psikologi sastra. Hasil dari penelitian ini adalah tokoh aku adalah seorang yang memiliki sifat yang rendah hati, sabar
Kehidupanawal. Abu Nawas lahir dengan nama Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami di Kota Ahvaz, Iran, pada pertengahan abad ke-8. Ia adalah anak yatim, yang sejak kecil dibawa ibunya pindah ke Kota Basra di Irak. Di Basra, Abu Nawas belajar beberapa ilmu agama, seperti hadis, sastra, dan ilmu Al Quran. Abu Nawas belajar ilmu agama hingga dewasa
AbuNawas merupakan salah satu tokoh dalam kisah-kisah 1001 Malam. Ia digambarkan sebagai pria cerdas, lucu, dan banyak akal. Salah satu cerita lucu Abu Nawas yang mengundang gelak tawa adalah Menipu Gajah. Sesuai judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang pria yang mencari cara agar bisa menaklukan seekor gajah.
114 Di dalam cerita Abu Nawas, tokoh utama memiliki sifat. a. periang b. komedi c. humoris d. pemarah e. penyedih Jawaban: c 115. Bagian epilog terdapat pada. a. akhir naskah b. awal dan akhir naskah c. bebas d. awal naskah e. tengah naskah Jawaban: a 116. Cerita dalam Hikayat 1001 Malam bertempat di. a. kebun b. taman c. kerajaan d
hnx1. Suka membaca kisah-kisah lucu Abu Nawas yang terkenal cerdik dan bijak? Pernah mendengar hikayat Abu Nawas dan botol ajaib yang sarat akan pesan moral? Bila belum, tak perlu ke mana-mana lagi. Mending kamu langsung saja simak artikel ini! Dongeng atau hikayat Abu Nawas biasanya berisi cerita yang tak hanya lucu, tapi juga mengandung pesan positif. Ada banyak hikayat tokoh ini yang menarik tuk kamu baca, salah satunya adalah Abu Nawas dan Botol sudah pernah membaca kisahnya? Singkatnya, dongeng ini mengisahkan tentang seorang raja yang memberikan tugas konyol kepada Abu Nawas. Meski awalnya kebingungan, pada akhirnya pria tersebut bisa menemukan cara untuk menyelesaikan tugas dari baginda penasaran dengan kisah selanjutnya dari hikayat Abu Nawas dan botol ajaib? Tak perlu banyak basa-basi lagi, yuk, langsung saja simak kisah beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya berikut! Alkisah, pada suatu hari, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid merasakan sakit perut yang tak kunjung sembuh. Kata tabib istana, Baginda Raja terkena penyakit angina. Penyakitnya tak parah, tapi cukup mengganggu keseharian baginda. Ia lalu memanggil Abu Nawas ke istananya. Sesampainya pria itu di istana, Baginda Raja menyambutnya dengan senyuman yang lebar. Rupanya, sang raja telah menyiapkan tugas yang cukup konyol untuk pria tersebut. “Hai, kau Abu Nawas. Aku punya tugas penting buatmu,” ucap sang raja. “Wahai Baginda Raja Harun Ar-Rasyid, tugas apakah yang akan engkau berikan pada hamba?” jawab pria lucu itu. “Akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit perut. Kata tabib istana, aku menderita penyakit angina,” kata raja Abu Nawas sedikit keheranan mendengar cerita sang raja. Ia lalu bertanya, “Ampun Baginda, kiranya apa yang bisa hamba lakukan untuk Yang Mulia?”. “Tangkap dan penjarakan angin itu untukku! Kau tentu bisa melakukannya, bukan?” perintah sang raja. Pria yang mendapat perintah konyol dari raja ini pun terdiam sejenak. Ia merasa bingung dengan perintah dari raja. Di sisi lain, ia tak mungkin menolak perintah itu. Sebab, apa pun yang jadi perintah raja harus ia patuhi bila tak mau terkena hukuman. Setelah berpikir sejenak, akhirnya pria ini menjawab, “Baiklah, Yang Mulia. Akan hamba coba untuk memenjarakan angin,” ucapnya meskipun belum tahu cara untuk menangkap benda tak kasat mata itu. “Aku beri kau waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugasmu. Betapa baik hatiku, hahaha” ucap sang raja. “Baik, Yang Mulia. Akan hamba segera selesaikan perintah dari Tuan,” jawabnya. Baca juga Legenda Asal-Usul Pulau Senua dan Ulasan Menariknya, Pulau yang Berbentuk Seperti Ibu Hamil Memikirkan Cara Memenjarakan Angin Usai mendapat perintah dari sang raja, Abu Nawas pun pulang membawa tugas konyol itu. Sepanjang perjalanan pulang, ia terus terdiam dan mulutnya terkunci tak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia tak habis pikir dengan perintah yang Raja Harun Ar-Rasyid berikan. Ia belum bisa memikirkan bagaimana cara menangkap dan memenjarakan angin. Menurutnya, angin adalah benda yang tak berwarna dan tak dapat dilihat. “Bagaimana bisa aku menangkap angin yang bahkan tak bisa kusentuh itu?” tanyanya dalam hati. Dua hari berlalu, Abu Nawas tak kunjung mendapatkan ide untuk menangkap angin, apalagi harus memenjarakannya. Ia hampir putus asa. Bahkan, ia tak dapat tidur dengan tenang. Ditambah lagi, waktu yang Baginda Raja tentukan hanya kurang 1 hari lagi. “Apa yang harus kuperbuat? Besok adalah hari terakhir. Tapi, aku tak kunjung mendapatkan ide,” ucapnya dalam hati. Ia mondar-mandir memikirkan cara untuk memenjarakan angin. Saking bingungnya, dalam hati, ia sempat menyerah dan berserah pada hukuman yang akan dirinya dapatkan esok hari. Ketika malam datang, tiba-tiba ia mendapatkan ide yang sangat cemerlang. “Bukankah angin itu tidak terlihat? Raja juga tak dapat melihatnya, bukan?” ucapnya dalam hati sambil bergegas menyiapkan alat-alat yang ia butuhkan untuk menyelesaikan tugasnya. Kembali ke Istana Saat pagi tiba, ia berjalan dengan yakin ke istana. Ia membawa sebuah botol kosong. Tak nampak apa pun di dalam botol itu. Ia lalu menemui Baginda Raja yang rupanya juga telah menunggu kedatangannya. “Kau sudah menyiapkan tugas yang kuperintahkan padamu?” tanya sang raja. “Tentu sudah, Yang Mulia,” kata Abu Nawas sambil menyerahkan sebuah botol kosong pada Baginda Raja. “Mana anginnya?” tanya Baginda. “Ada di dalam botol ini, Yang Mulia,” jawab pria cerdas itu dengan senyuman. “Benarkah? Kenapa aku tak bisa melihat apa-apa?” tanya Baginda Raja kebingungan. ” Ampun Baginda, siapa pun tak akan bisa melihat angin. Akan tetapi, jika ingin tahu angin, Tuan harus membuka tutup botol tersebut terlebih dahulu,” jawab Abu Nawas meyakinkan sang raja. Setelah membuka tutup botol, Baginda Raja mencium bau busuk. Ia lalu murka kepada pria yang membawa botol tersebut. “Bau busuk apa ini? Kau mau meracuniku?” bentak sang raja. “Ampun Baginda. Tadi hamba buang angin. Lalu, hamba masukkan dalam botol itu. Karena takut anginnya keluar, maka hamba memenjarakannya dengan menutup botol ini. Dengan begitu, hamba bisa menyelesaikan tugas dari Tuan,” jawab pria cerdik ini. Mendengar penjelasan pria itu, Baginda Raja tak jadi marah. Ia merasa perkataan Abu Nawas sangat masuk akal. Karenanya, Baginda Raja tak menghukum pria itu dan justru memberikannya sebuah hadiah. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Unsur Intrinsik Suka dengan hikayat lucu Abu Nawas dan botol ajaib di atas? Penasaran dengan unsur intrinsik, seperti tema, tokoh dan perwatakan, latar, alur, serta pesan moral dalam kisah ini? Yuk, simak ulasan singkatnya berikut; 1. Tema Tema atau inti cerita dari hikayat ini adalah tentang kecerdikan dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, hikayat ini juga menceritakan tentang semangat dan kerja keras yang membuahkan hasil positif. 2. Tokoh dan Perwatakan Sumber Lembaga Manajemen Infaq Zakat Nasional Ada dua tokoh utama yang mewarnai cerita ini. Siapa lagi kalau bukan Abu Nawas dan Baginda Raja Harun Ar-Rasyid. Abu Nawas memiliki sifat yang cerdik, banyak akal, dan pantang menyerah. Sementara itu, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid digambarkan sebagai raja yang kurang pandai. Sebab, ia memberikan perintah yang tak masuk akal, yakni menangkap angin. Meski hanya memiliki dua tokoh utama, kisah ini tetap menarik tuk kamu baca, bukan? 3. Latar Hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini menggunakan tiga latar tempat. Yaitu istana kerajaan, jalanan, dan rumah Abu Nawas. Untuk latar waktu, cerita ini berkisah pada pagi, siang, dan malam hari. 4. Alur Cerita Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib Kalau membaca dengan seksama kisah ini, kamu mungkin bisa langsung menebak kalau alur ceritanya adalah maju. Cerita bermula dari Baginda Raja Harun Ar-Rasyid yang menderita penyakit angina. Dengan konyolnya, ia lalu menugaskan pada Abu Nawas untuk menangkap dan memenjarakan angin. Awalnya, pria ini hampir putus asa karena tak kunjung mendapatkan ide untuk menangkap angin yang bahkan tak bisa dipegang itu. Namun, pada akhirnya ia bisa menemukan ide untuk menangkap angin. Ia mengambil botol kosong, lalu buang angin di dalamnya. Setelah itu, botolnya ia tutup dan diserahkan pada sang raja. Meski awalnya sang raja marah karena bau busuk itu, ia lalu mengerti penjelasan Abu Nawas. Pada akhirnya, Baginda Raja memberikan hadiah pada pria yang cerdik dan bijaksana itu. 5. Pesan Moral Bisa menebak kira-kira apa saja pesan moral atau amanat yang terkandung dalam hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini? Salah satu amanat dalam dongeng ini adalah jangan mudah berputus asa dalam menghadapi suatu masalah. Teruslah berjuang dan pantang menyerah dalam mencari jalan keluar dari setiap masalah yang kamu hadapi. Pesan moral yang dapat kamu petik dalam kisah ini adalah jangan semena-mena dengan jabatan. Seperti halnya sang raja yang seenaknya memerintah seseorang untuk menyelesaikan tugas konyol. Tugas menangkap dan memenjarakan angin merupakan hal yang tak lazim, bukan? Untung saja, Abu Nawas punya banyak akal, sehingga ia bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan terhindar dari hukuman. Selain unsur intrinsik, kisah ini juga memiliki unsur ekstrinsik yang bisa kamu simpulkan dari cerita hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sekitar pada saat itu, termasuk nilai budaya, sosial, dan moral. Baca juga Kisah Si Kancil dan Si Gajah beserta Ulasan Lengkapnya, Fabel Menarik yang Mengandung Pesan Bermakna Fakta Menarik Tak banyak fakta menarik yang bisa dikulik dari dongeng singkat ini. Hanya ada satu fakta yang mungkin beberapa orang sudah ketahui. Kalau kamu belum tahu dan penasaran, berikut ulasannya; 1. Termasuk dalam Dongeng 1001 Malam Kamu mungkin sudah familier dengan Dongeng 1001 Malam yang berasal dari Timur Tengah, bukan? Nah, hikayat Abu Nawas dan botol ajaib ini juga termasuk dalam Dongeng 1001 Malam. Tokoh Abu Nawas sendiri ada di kehidupan nyata. Ia adalah seorang pujangga alias penulis puisi dari Arab. Meski demikian, dongeng ini tidaklah berdasarkan dari kisah nyata. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Sudah Puas Membaca Hikayat Abu Nawas dan Botol Ajaib Ini? Demikianlah hikayat Abu Nawas dan botol ajaib beserta ulasan seputar unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Ceritanya cukup menarik dan mengundang gelak tawa, bukan? Kamu sudah cukup puas dengan cerita yang kami paparkan? Kalau masih butuh kisah lainnya, tak perlu ke mana-mana lagi. Langsung saja telusuri kanal Ruang Pena pada Ada kisah Nabi Daud Melawan Jalut, dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri, atau cerita Nabu Daud As dan Kitab Zabur. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Abu Nawas merupakan tokoh cerdik yang sering muncul dalam kisah 1001 malam yang memiliki selera humor tinggi. - Kids, pastinya sudah enggak asing lagi dengan sosok Abu Nawas. Abu Nawas terkenal sebagai tokoh yang cerdik dalam kisah 1001 Malam. Banyak orang menganggap bahwa Abu Nawas merupakan tokoh fiktif, lo. Padahal tokoh yang juga dikenal jenaka tersebut merupakan seorang penyair, Kids. Abu Nawas dikenal melalui cerita-cerita humor bijak dan anekdot. Baca Juga Mengapa Bagdad Dijuluki Sebagai Negeri 1001 Malam? AkuBacaAkuTahu Abu Nawas memiliki nama asli Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Abu Nawas merupakan penyair sastra Arab klasik yang lahir di Ahvaz, Persia pada 145 H 747M. Nah, untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini mengenai Abu Nawas. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Sosok Abu Nawas sering kali dikenal cerdas dan cerdik. Ada saja caranya dalam menanggapi berbagai macam permasalahan dalam hidupnya. Salah satunya tertuang dalam cerita lucu Abu Nawas tentang puasa. Simak kisahnya di bawah ini, yuk!Ada berbagai macam cerita lucu Abu Nawas yang sering diceritakan ulang, salah satunya adalah tentang puasa. Seperti dalam kisah kocak lainnya tentang sang pujangga, ada saja akal cerdik yang ia ini, dirinya yang tengah berpuasa hendak dikerjai oleh dua sahabatnya yang tidak puasa. Kira-kira akal seperti apakah yang ia lakukan untuk menghadapi kedua sahabatnya itu?Daripada penasaran, langsung saja simak cerita lucu Abu Nawas tentang puasa yang telah kami siapkan di bawah ini. Setelah mengetahui kisahnya, kamu juga bisa membaca sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, lho! Langsung dibaca, yuk! Alkisah pada suatu siang di bulan Ramadhan, rumah Abu Nawas dikunjungi oleh kedua sahabatnya. Layaknya umat Islam lain, ia juga berpuasa. Namun tidak begitu dengan kedua temannya. Kedua sahabatnya itu datang ke rumah sang pujangga dengan tujuan untuk bersekongkol mengerjainya. “Assalamualaikum,” ucap kedua sahabat nyaris bersamaan. “Abu Nawas, mengapa kamu di rumah saja? Ayo kita ngabuburit!” Tanpa berpikiran apa-apa, Abu Nawas mengiyakan ajakan mereka untuk mengisi waktu sembari menunggu berbuka puasa. Namun, siapa sangka kedua temannya itu justru mengajaknya pergi ke sebuah tempat makan. Karena kebaikan hatinya, sang pujangga Arab itu tidak protes. Ia ikut saja masuk ke dalam tempat makan tersebut. Meskipun begitu, karena tengah berpuasa, ia bertekad tidak akan ikut makan. Untungnya, kedua temannya itu membeli makan untuk dibawa pulang, bukan dimakan di tempat. “Rupanya, kedua temanku ini sangat menghormatiku yang sedang berpuasa. Meskipun tidak berpuasa, tapi mereka tidak makan langsung di tempat makan itu, melainkan membawa makanannya pulang,” pikirnya. Persiapan Berbuka Puasa di Rumah Sahabat Setelah selesai membeli makanan, mereka bertiga menuju ke rumah salah seorang sahabat. Kebetulan saja ketika sampai di sana, azan maghrib baru saja berkumandang. “Wah, alhamdulillah sudah waktunya berbuka puasa,” ucap Abu Nawas. “Batalkan saja dahulu puasamu dengan minum,” ucap salah satu temannya. Sang pujangga pun segera minum kemudian menunggu ditawari makan bersama. “Jangan lupa salat dulu,” ucap temannya yang lain, “nanti kamu ketinggalan jatah waktu salat maghrib!” “Benar juga!” jawab Abu Nawas. Ia kemudian mengambil air wudhu dan menjalankan ibadah salat maghrib. Seusai salat, ia kembali menemui kedua sahabatnya sambil berpikiran, kali ini akhirnya ia bisa makan. “Mengapa kamu tidak mengaji Alquran?” tanya temannya. “Mumpung perutmu masih kosong, lebih baik kamu mengaji dahulu. Takutnya nanti kalau sudah kenyang kamu jadi mengantuk.” Lama kelamaan penyair dari Persia itu merasa jengkel. Ia merasa kalau kedua sahabatnya itu sedang mengerjainya. Meskipun begitu, ia tetap menurut dan mengaji Alquran. Kemudian apakah setelah mengaji akhirnya ia bisa makan? Tentu saja tidak. “Abu Nawas, sekarang mari kita lomba tidur!” ucap salah satu temannya, “Esok pagi yang memiliki mimpi paling indah akan bisa memakan makanan ini!” Bukannya mengajak makan, temannya itu justru mengajak lomba tidur. Tentu saja saat itu ia benar-benar sadar kalau ia sedang dikerjai teman-temannya. Baca juga Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan Mimpi Siapakah yang Paling Indah? Meskipun marah, tokoh yang hidup di abad ke-8 ini tetap menyanggupi perlombaan yang tidak masuk akal tersebut. Ia dan kedua sahabatnya tidur malam itu juga. Keesokan harinya, setelah bangun tidur mereka pun kembali berkumpul untuk membicarakan mimpi yang mereka dapatkan semalam. Salah satu dari teman Abu Nawas memulai ceritanya, “Semalam aku bermimpi sangat indah sekali. Di dalam mimpi itu, aku memiliki rumah mewah, mobil mewah, uang yang banyak, dan pesawat pribadi. Hidupku pokoknya sangat sempurna!” Teman yang lain menganggukkan kepalanya beberapa kali ketika mendengar cerita itu. “Mimpimu memang indah, sahabat,” ucapnya kemudian. “Tapi egois sekali. Kalau aku semalam justru bermimpi kalau negeriku ini tidak punya hutang, infrastrukturnya berkembang dengan baik, jalan-jalannya mulus, pelabuhan selalu lancar, ongkos transportasi murah, dan semua rakyatnya begitu sejahtera hingga aku tak bisa menemukan orang yang berhak menerima zakat.” Mendengar cerita tentang mimpi tersebut, salah satu sahabat sampai terkagum-kagum. “Mimpimu luar biasa sekali, sahabat,” ucapnya. “Bagaimana denganmu, Abu Nawas? Apakah mimpimu lebih luar biasa dari sahabat kita ini? Coba ceritakanlah kepada kami, wahai sahabat!” Mimpi Abu Nawas yang Biasa Saja “Sayangnya, mimpiku hanya biasa saja,” ucap sang pujangga memulai ceritanya, “Semalam aku bermimpi dengan Nabi Daud as. Kalian tentu tahu kan kalau Nabi Daud gemar berpuasa? Beliau sering kali berpuasa sehari kemudian berbuka sehari setiap waktu.” Kedua sahabat itu mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kemudian semalam dalam mimpiku, Nabi Daud bertanya padaku, Apakah engkau berpuasa, wahai Abu Nawas?’ Tentu saja aku langsung menjawab iya,” lanjutnya. “Kemudian beliau kembali bertanya, Sudahkah engkau berbuka puasa, wahai Abu Nawas?’ dan aku hanya bisa menjawab belum. Kemudian Nabi Daud as menyuruhku segera berbuka puasa. Saat itu juga aku langsung bangun dari tidur dan mengambil makanan yang sudah kalian belikan kemarin sore!” Kontan kedua sahabat pun hanya bisa saling berpandangan. Salah satu dari mereka kemudian mengecek makanan yang mereka simpan di dalam lemari malam sebelumnya. Benar saja, semua makanan yang mereka simpan kemarin kini telah raib. Berarti semalam sang pujangga sungguh-sungguh memakan makanan itu. Kedua sahabat pun langsung menyesali perbuatan mereka kemarin. Siapa sangka rupanya mereka tetap kalah cerdik dari akal temannya. Berniat mengerjai, justru akhirnya ganti dikerjai. Baca juga Cerita Mukjizat Nabi Daud As yang Mengagumkan dan Memperluas Wawasan Unsur Intrinsik Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa Setelah membaca cerita lucu Abu Nawas tentang puasa, kini kamu perlu mengetahui ulasan singkat tentang unsur intrinsiknya. Mulai dari gagasan utama, tokohnya, latar lokasi, alur cerita, dan pesan moral yang bisa didapatkan. 1. Tema Gagasan utama atau tema dari cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini adalah kesabaran. Layaknya sang pujangga kelahiran Persia yang tetap bersabar meskipun kedua sahabatnya mengerjainya. Pada akhirnya, ia bisa gantian mengerjai teman-temannya itu. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada tiga tokoh yang disebutkan dalam cerita lucu tentang puasa ini, yakni Abu Nawas dan dua sahabatnya. Seperti dalam kisah lainnya, sang tokoh utama diceritakan memiliki sifat kocak dan cerdik. Ada saja cara yang ia lakukan untuk membalas kedua sahabatnya yang telah berlaku curang. Selain itu, ia juga seseorang yang taat beribadah dan rajin berpuasa. Di sisi lain, kedua sahabatnya memiliki sifat sebaliknya. Sejak awal mereka berniat untuk mengerjai pujangga kesayangan Harun Ar Rasyid yang sedang berpuasa. Mereka tidak membiarkan sahabatnya berbuka puasa dengan mudah. Meskipun begitu, mereka sendiri rupanya juga mudah dikerjai oleh sang tokoh utama. 3. Latar Tak banyak latar tempat yang disebutkan di dalam cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini. Antara lain hanya rumah sang pujangga, tempat makan di mana kedua sahabatnya membeli makanan, dan rumah salah satu sahabat tempat mereka berkumpul. 4. Alur Cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai ketika sang tokoh utama diajak kedua temannya untuk ngabuburit. Mereka kemudian mampir di sebuah tempat makan untuk membungkus makanan. Konflik mulai terjadi ketika waktu berbuka puasa sudah tiba, tapi kedua teman itu tak membiarkan sang pujangga makan. Ada saja alasan yang dibuat sampai akhirnya mereka membuat lomba tidur dan bermimpi. Keesokkan harinya, mereka bertiga saling menceritakan mimpi yang dialami semalam. Dengan kecerdikannya, Abu Nawas bercerita kalau ia memimpikan Nabi Daud as yang menyuruhnya berbuka puasa. Oleh karena itu, ia langsung bangun dari tidurnya dan memakan makanan yang disimpan oleh kedua sahabatnya. 5. Pesan Moral Ada beberapa amanat atau pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita lucu Abu Nawas tentang puasa di atas. Salah satunya adalah jangan pernah mengerjai temanmu terlalu berlebihan. Nantinya bisa saja kamu sendiri yang kena batunya. Selain itu, kamu juga perlu menyontoh sikap sang pujangga yang tetap bersabar ketika dikerjai oleh kedua temannya. Ia tetap mengikuti setiap ucapan dan permintaan kedua sahabatnya itu. Meskipun begitu, ia juga memikirkan cara cerdik agar bisa membalas kedua sahabatnya, yakni dengan bangun tidur terlebih dahulu dan memakan semua makanan yang sudah disimpan. Selain unsur intrinsik, di dalamnya pun terdapat unsur ekstrinsik yang mempengaruhi jalan cerita. Di antaranya adalah hal-hal di luar cerita yang melengkapi kisahnya, seperti nilai moral, sosial, budaya, dan agama. Baca juga Cerita Si Kancil, Kerbau, dan Buaya Beserta Ulasan Menariknya untuk Mengingatkan Pentingnya Balas Budi Fakta Menarik Seputar Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa Setelah mengetahui kisah dan ulasan seputar unsur intrinsik salah satu cerita lucu Abu Nawas yang paling terkenal, kamu juga bisa mendapatkan sedikit penjelasan seputar fakta menariknya. Berikut adalah ulasan singkatnya 1. Ada Versi Cerita yang Berbeda Rupanya, cerita lucu dari Abu Nawas tentang puasa ini memiliki beberapa variasi kisah yang agak berbeda. Pada beberapa cerita ada yang menyebutkan kalau dua sahabat yang dimaksud adalah seorang Pendeta dan Yogi ahli Yoga. Di kisah lain, disebutkan kalau yang sebenarnya berpuasa adalah sang kedua sahabat. Sementara sang pujangga sendiri tidak berpuasa. Mereka melakukan perjalanan bersama-sama, tapi ia tak diizinkan makan jatah perbekalannya. Meskipun begitu, akhir dari kisah tersebut tetap sama, yaitu mereka membuat lomba tidur dan Abu Nawas bercerita kalau ia memimpikan Nabi Daud as yang menyuruhnya berbuka puasa. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Sudah Puas Membaca Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa? Demikianlah cerita lucu dari Abu Nawas tentang pengalaman puasa. Kisahnya kocak dan menghibur, kan? Cocok sekali dibacakan kepada teman-temanmu yang menyukai humor sang pujangga juga. Kalau ingin membaca cerita Abu Nawas terbaik lain yang nggak kalah kocak, cek artikel-artikel di kanal Ruang Pena di Kamu bisa mendapatkan kisah tentang Abu Nawas yang sedang mencari jodoh, mencari cincin, atau menipu malaikat. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang.
di dalam cerita abu nawas tokoh utama memiliki sifat